Penduduk Kabupaten Sambas saat ini
multi etnis, ada Melayu, Dayak, Cina, Bugis, Jawa, dan Batak. Dengan
adanya etnis atau suku tersebut menjadikan Sambas suatu Kabupaten yang
mempunyai beragam budaya. Kehidupan masyarakat Sambas penuh dengan cinta
damai dan cinta kasih. Setiap suku yang ada di Indonesia, pasti
mempunyai budayanya sendiri. Begitu juga dengan suku-suku yang ada di
Kabupaten Sambas. Demi menyatukan kebersamaan dalam hal berpakaian pada
instansi pemerintah baik negeri atau swasta, maka Pemerintah Daerah
berinisiatif untuk membuat batik khas Sambas yang diberi nama “batik
parang mannang”. Di samping itu pula, batik ini dapat dilestarikan
sekaligus memperkenalkan batik khas daerah Kabupaten Sambas kepada
seluruh masyarakat Sambas khususnya, serta masyarakat Indonesia pada
umumnya.
Sebenarnya pengrajin di Kabupaten Sambas ini sangat banyak, mereka juga
mempunyai bakat yang terpendam. Masyarakat atau penduduk yang sering
menghasilkan barang kerajinan tangan adalah masyarakat di Kecamatan
Sejangkung. Mereka pandai sekali mengayam tikar pandan, nyiru, bakul,
bakak (tempat padi besar dari bakul), intudung laok (tudung saji),
tanggui (sejenis topi wanita), dan banyak lagi yang mereka anyam. Mereka
juga bisa membuat kursi dari rotan, bambu, ataupun kayu dari pohon
kelapa.
Sebenarnya masyarakat di Kabupaten Sambas dalam hal kerajinan tangan
tidak kalah saing dengan masyarakat atau orang Jawa. Akan tetapi
masyarakat kita mungkin hanya suka membeli. Masyarakat Sejangkung
sebenarnya sudah lama sekali membuat kerajinan tangan, sedangkan
masyarakat di desa Sembarang jenis kerajinan tangannya adalah kain
lunggi atau kain tenun benang emas.
Pemerintah Daerah mengambil inisiatif demi melestarikan kain tersebut,
dengan membuat motif batik khas Sambas agar masyarakat luas dapat
mengetahui batik daerah Kabupaten Sambas. Sedangkan di Kota Singkawang
saja sudah memiliki batik daerahnya yang bernama “batik cidayu”.
Batik
khas Sambas ini dijual permeter kepada seluruh pegawai yang ada di
Kabupaten Sambas. Seluruh instansi ditawari untuk membeli kain batik
tersebut dengan harga yang terjangkau. Harga permeter kain batik khas
Sambas “Batik Parang Mannang” 20.000,- menurut beberapa pegawai di salah
satu kecamatan di Kabupaten Sambas. Ibu Pabali (menurut mereka)
mengatakan “untuk membuat (memotong) baju batik tersebut dikembalikan
kepada individu masing-masing sesuai seleranya.
Ada pendapat lain yang mengatakan bahwa “seharusnya untuk membuat baju
batik khas Sambas itu satu motif atau satu macam saja seperti batik
PGRI, kalau masalah warna sesuai selera tidak apa”, katanya. Pengambilan
kain batik khas Sambas “Batik Parang Mannang” ini diambil di Dikrenasda
ucap salah satu Kepala Sekolah yang ada di Kabupaten Sambas. Sedangkan
ukuran baju untuk laki-laki adalah 1,5 meter, dan untuk baju batik
perempuan sebanyak kurang lebih 2 meter.
Sumber : cakrawawasan.com
Sumber : cakrawawasan.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar