Kamis, 12 Desember 2013

BATIK SAMBAS ATAU KAIN SONGKET

Penduduk Kabupaten Sambas saat ini multi etnis, ada Melayu, Dayak, Cina, Bugis, Jawa, dan Batak. Dengan adanya etnis atau suku tersebut menjadikan Sambas suatu Kabupaten yang mempunyai beragam budaya. Kehidupan masyarakat Sambas penuh dengan cinta damai dan cinta kasih. Setiap suku yang ada di Indonesia, pasti mempunyai budayanya sendiri. Begitu juga dengan suku-suku yang ada di Kabupaten Sambas. Demi menyatukan kebersamaan dalam hal berpakaian pada instansi pemerintah baik negeri atau swasta, maka Pemerintah Daerah berinisiatif untuk membuat batik khas Sambas yang diberi nama “batik parang mannang”. Di samping itu pula, batik ini dapat dilestarikan sekaligus memperkenalkan batik khas daerah Kabupaten Sambas kepada seluruh masyarakat Sambas khususnya, serta masyarakat Indonesia pada umumnya.
Sebenarnya pengrajin di Kabupaten Sambas ini sangat banyak, mereka juga mempunyai bakat yang terpendam. Masyarakat atau penduduk yang sering menghasilkan barang kerajinan tangan adalah masyarakat di Kecamatan Sejangkung. Mereka pandai sekali mengayam tikar pandan, nyiru, bakul, bakak (tempat padi besar dari bakul), intudung laok (tudung saji), tanggui (sejenis topi wanita), dan banyak lagi yang mereka anyam. Mereka juga bisa membuat kursi dari rotan, bambu, ataupun kayu dari pohon kelapa.
Sebenarnya masyarakat di Kabupaten Sambas dalam hal kerajinan tangan tidak kalah saing dengan masyarakat atau orang Jawa. Akan tetapi masyarakat kita mungkin hanya suka membeli. Masyarakat Sejangkung sebenarnya sudah lama sekali membuat kerajinan tangan, sedangkan masyarakat di desa Sembarang  jenis kerajinan tangannya adalah kain lunggi atau kain tenun benang emas.
Pemerintah Daerah mengambil inisiatif demi melestarikan kain tersebut, dengan membuat motif batik khas Sambas agar masyarakat luas dapat mengetahui batik daerah Kabupaten Sambas. Sedangkan di Kota Singkawang saja sudah memiliki batik daerahnya yang bernama “batik cidayu”.
Batik khas Sambas ini dijual permeter kepada seluruh pegawai yang ada di Kabupaten Sambas. Seluruh instansi ditawari untuk membeli kain batik tersebut dengan harga yang terjangkau. Harga permeter kain batik khas Sambas “Batik Parang Mannang” 20.000,- menurut beberapa pegawai di salah satu kecamatan di Kabupaten Sambas. Ibu Pabali (menurut mereka) mengatakan “untuk membuat (memotong) baju batik tersebut dikembalikan kepada individu masing-masing sesuai seleranya.
Ada pendapat lain yang mengatakan bahwa “seharusnya untuk membuat baju batik khas Sambas itu satu motif atau satu macam saja seperti batik PGRI, kalau masalah warna sesuai selera tidak apa”, katanya. Pengambilan kain batik khas Sambas “Batik Parang Mannang” ini diambil di Dikrenasda ucap salah satu Kepala Sekolah yang ada di Kabupaten Sambas. Sedangkan ukuran baju untuk laki-laki adalah 1,5 meter, dan untuk baju batik perempuan sebanyak kurang lebih 2 meter.

Sumber : cakrawawasan.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar