Melayu, memang identik dengan khasanah budaya yang beragam dan tradisional. Tak terkecuali soal masakannya. Sebut saja, sambal lado, bubur pedas, bubur sumsum, sayur keladi dan berbagai masakan lainnya.
Demikian pun melayu sambas- menyimpan khasanah masakan khas yang tak kalah enak dan mak nyos -meminjam kata kuliner kawakan Pak Bondan Winarno di sebuah siaran televisi nasional. Kali ini saya persembahkan masakan tanak lade.
Baiklah, ini sebenarnya masih kelanjutan dari wisata pasar beringin
sebelumnya, aku dan istri membeli ikan kecil, ikan kerisi begitu biasa
kami menyebutnya. Kami berencana membawa pulang dan akan membuat masakan
khas tadi, yang sebenarnya sudah lama tidak kami rasakan lagi.
Apa itu tanak lade? Tanak bisa diartikan masakan, memasak. Sedangkan lade,
adalah rempah yang kita sering sebut lada. Namun untuk keperluan ini
kita menggunakan lada hitam, lada yang berwarna hitam karena berasal
dari lada hijau yang dikeringkan sehingga menjadi hitam.
Selanjutnya lada hitam (kira-kira segenggam) tadi dihaluskan terlebih
dahulu, kemudian ditambah bumbu lain seperti bawang merah (2 siung),
bawang putih (2 siung), jahe (seiris), kunyit (satu centi), lengkuas
(seibu jari), garam (secukupnya) dan bumbu penyedap
(secukupnya) kemudian dihaluskan lagi.
Siapkan penggorengan dan masukkan sedikit minyak goreng, setelah agak
panas masukkan bumbu yang telah dihaluskan tadi sambil diaduk pelan
sampai tercium bau harum, lalu masukkan sebatang serei yang telah
dimemarkan dan ikan kerisi yang telah dibersihkan. Kemudian tambahkan
sedikit air. Tunggu dan sambil diaduk pelan hingga mendidih dan tercium
aroma khas tanak lade.
Masakan ini enak disantap saat masih panas sebagai lauk pauk makan
nasi putih pada siang atau malam hari. Masakan ini juga sering dipakai
sebagai lauk bagi seorang ibu yang baru melahirkan, namun biasanya tanpa
ikan hanya lada hitam dan dibuat sedemikian hingga tampak tanpa air
atau kering.
Mau mencoba memasak dan mencicipi? segera ke pasar dan cari bahan-bahannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar